Street Food Bukit Tinggi (1)
Ada banyak alasan untuk jatuh cinta dengan kota Bukit Tinggi. Kota ini memiliki sejuta pesona. Panorama yang indah, dikelilingi bukit dan gunung, udara yang sejuk dan penduduk yang ramah. Kecantikan ngarai sianok dan terowongan Jepang yang berada di pusat kota juga patut dinikmati.
Selain itu, Bukit Tinggi memiliki kekayaan kuliner yang beraneka ragam, mulai dari pagi hari hingga malam hari, tidak putus jenis makanan yang bisa kita nikmati. Mulai dari kelas restoran hingga kelas pinggir jalan atau yang lebih dikenal dengan Street Food. Pada tiga artikel berikut ini saya dan Ichil akan bercerita gimana seru nya jajan pinggir jalan di kota Bukit Tinggi ….
Krupuk Mie
Kota bukit tinggi memiliki Jam gadang sebagai jantung kota, pusat segala kegiatan masyarakat Bukit tinggi. Mulai dari pagi hingga malam hari, jam gadang selalu ramai dikunjungi. Seperti pagi ini, waktu baru menunjukan pukul setengah tujuh kurang, dari Grand Rocky Hotel tempat kami menginap, kami berjalan menuju Jam gadang yang jarak nya kurang dari 1 km. Dingin nya pagi masih tersisa, gumpalan kabut tampak menggelayut di punggung gunung singgalang, kota masih lengang.
Saya dan Ichil berjalan meyusuri jalan ber aspal, naik turun mengikuti kontur jalan, menghirup udara pagi yang masih segar. Setiba nya di pelataran jam gadang, sekelompok ibu-ibu yang sedang menari pocho-pocho dengan iringan lagu padang menyambut kami.
Tampak di pinggir pelataran, seorang ibu sibuk mempersiapkan dagangan nya, dua pelastik besar berisik kerupuk singkong berukuran besar siap di tata, pada toples-toples pelastik terlihat kuah kental berwarna coklat dan satu toples lagi berisi bihun goreng. Apa gerangan yang dijual ibu ini ? ternyata ibu ini berjualan kerupuk mie, saya dan Ichil langsung pesan satu porsi kerupuk mie ini. Penyajian kerupuk mie ini sangat menarik, kerupuk singkong yang lebar dijadikan sebagai alas pengganti piring untuk bihun goreng nya, lalu sebagai topping disiram kuah kental yang tekstur dan rasa nya seperti kuah sate Padang…hmmm…nyam..nyaam..nyam..
Buat orang padang asli atau yang pernah merasakan masa kecil di kota Padang, jajanan ini pasti tidak asing lagi. Jajanan ini banyak ditemui di sekolah-sekolah dan lingkungan perumahan di seluruh Sumbar, menurut saya ini adalah sate padang versi murah karena cukup menyiramkan kuah sate pada kerupuk dan mie, tentu harga jauh lebih murah dibanding sate padang yang asli.
Sambil menikmati ngemil Kerupuk mie di pinggir pelataran saya menonton sekelompok ibu-ibu yang sedang berjoged tadi dengan latar belakang jam gadang dan tentu saja dengan iringan musik padang yang kencang…. Kami sudah memulai pagi indah di kota Bukit Tinggi.
Ketupat Sayur Pasar Lereng
Masih belum kenyang hanya sarapan Kerupuk mie ? baiklah, mari jalan sedikit dari pelataran jam gadang, turun melereng masuk ke dalam pasar,ikut kami ke Pasar Lereng atau tepat nya ke los Lambuang. Di los Lambuang ini kita akan menjumpai sekumpulan pedangang makanan, mulai dari makanan berat seperti nasi kapau beberapa merk, atau hanya ketupat sayur dan pical nya Tek Apuak.
Kami memilih masuk ke dalam kios Tek Apuak, memesan sepiring ketupat sayur dan ketupat pical. Bagi saya, kalau pulang kampung ke Padang, sarapan pagi dengan ketupat sayur itu wajib hukum nya. Rasanya belum pulang kampung kalau belum sarapan ketupat sayur.
Sarapan di kios Tek apuak diawali dengan se gelas kopi talua. Campuran kopi hitam, susu kental manis dan telur kampung. Kopi talua ini adalah minuman khas Sumatra Barat. Jangan kuatir soal amis nya telur, dengan pengocokan yang tepat, amis nya telur tidak terasa, malah telur ini menjadikan kopi terasa nikmat, ada yang bilang seperti adonan tiramisu.
Ketupat sayur datang menyusul. Ketupat sayur Tek Apuak ini mengambil gagrak ketupat sayur kapau, ciri khas nya adalah penambahan mie kuning dan pada sayur ketupat nya, saya juga melihat batang kaladi atau batang kelidi sebagai campuran, bersama dengan daun kol, dan rebung. Terakhir, ketupat sayur ini disiram dengan sambal kacang untuk pical. Tapi buat saya, ketupat sayur tanpa siraman sambal kacang terasa lebih enak.
Menu kedua yang dipesan adalah Ketupat Pical. Menurut saya ketupat pical ini juga unik. Campuran ketupat, sayur-sayuran seperti daun singkong, daun kol dan kuah kacang yang disiram dengan gulai ketupat. Lengkap, campuran pical dan ketupat sayur.
Bagi anda yang males sarapan dengan menu hotel, boleh lah sarapan di pasar lereng ini. Mencoba sesuatu yang berbeda dari kota Bukit Tinggi..
Bersambung ke Street Food Bukit Tinggi (2)
Makanan Padang yang Febi coba ini bener2 beda ya dengan makanan Padang yg biasa ada di kota2 besar. Bener2 street food, makanan yang orang lokal makan. Hmm but I’m not sure I would love these oily, greasy, food. Tetep paling suka ya : Ayam Pop, Gado gado padang, Rendang. Haha standard banget yaa…
Hi Sonia,My family will never say no to any kind of rdneang:)Just to let you know that it’s not a good idea to make chicken rdneang in pressure cooker unless you are using ‘old chicken’ or kampung chicken as they are very prone to fall apart ( it happened to me…lol!).Love ketupat palas too!!Looks like you are celebrating raya way ahead of us…hahaha.