KOI Mahakam
Warga DKI Jakarta mendapatkan gilirannya, berpesta demokrasi dengan memilih langsung gubernurnya, persaingan pun sangat ketat hingga 2 putaran, dan rasanya cukup membanggakan dengan tidak terjadi nya gesekan yang berujung pada anarkis, maturity politic untuk warga Jakarta, Salute.
Siang itu pula setelah pemilihan gubernur, saya dan 3 sahabat SMA menjadwalkan untuk bertemu dan pilihannya jatuh ke KOI Mahakam restaurant, berbagai alasan mengapa dipilihnya KOI Mahakam ini, selain dekat dengan kediaman sahabat saya, KOI Mahakam ini punya meja panjang yang dikelilingi sofa luas, sehingga sangatlah nyaman untuk sahabat saya yang sedang hamil besar menikmati makan siangnya.
Begitu memasuki KOI Mahakam, bisa terlihat jejeran meja panjang dengan sofa-sofa luas mengelilinginya dengan hitugan kasar rasanya 8 orang dewasa bisa tertampung, sangat nyaman sekali rasanya, namun sungguh disayangkan suguhan kenyamanan itu ternyata adalah smoking area, sedangkan untuk no smoking area adalah jejeran meja-meja dan kursi pada umumnya. Sedikit kecewa seperti diskriminasi, tetapi karena siang itu tidak terlalu ramai dan tidak ada yang merokok, tetap memutuskan untuk duduk di lokasi tersebut.
Sambil menunggu sahabat-sahabat saya yang masih menyelesaikan kewajibanya mencelupkan kelingkingnya dengan tinta ungu, saya mencoba dengan secangkir kopi dan pilihannya jatuh kepada black coffee Ethiopia. Segelas kopi hitam dengan creama yang cukup tebal menghiasi permukaan gelas, cukup menarik. Aroma yang tidak terlalu kuat, namun tendangan khas kopi Africa yang lembut dan fruity terpapar dengan baik.
Seletelah menikmati secangkir kopi dengan di temani iringan music chill out, satu per satu sahabat saya berdatangan.
Siang ini saya ingin bermain aman, seperti biasanya pilihannya akan jatuh pada pasta. Spaghetti Oglio, pada menu aslinya menggunakan ayam namun saya minta ganti dengan jamur. Tersaji spaghetti dengan tekstur yang cukup kenyal, dengan karakter yang tidak terlalu berminyak serta taburan herb dan diberikan sentuhan pedas dari cabai segar, yang menjadi khasnya. Untuk rasa, Oglio ini tidaklah terlalu istimewa untuk saya, karena rasa cabai segarnya yang pedas terlalu mendominasi.
Menu lainnya yang dipesan sahabat saya adalah, Chicken Rosmarin. Dada ayam tanpa tulang yang di grill tersaji dengan sauce serta french fries. Sauce yang tersaji cukup enak dilidah dengan jejak kaldu dan merica hitam, namun pada ayamnya terasa sangat kering, rasanya saya tidak cocok dengan chicken rosmarin ini.
Dan 2 teman saya lain nya memesan menu yang sama, yaitu Dori Gratin. Sajian ikan dori fillet goreng yang di lapisi tepung serta diberi keju, sehingga terlihat meleleh diatasnya. Ikan dorinya terasa segar dengan lapisan tepung, bumbunya bisa terasa baik dan tidak terganggu dengan kejunya hingga memperkaya rasanya.
Quick count calon gubernur DKI pada LCD besar mendominasi perbincangan kami, perdebatan ringan antar kami dengan masa depan Jakarta terasa sangat hangat dan ringan, untuk menemaninya kami memesan menu penutup Choco melted cake dan Guava Sorbet.
Choco melted cake tampil dengan dua potong cake kecil dalam fla serta satu scope ice cream, lelehan coklat tampak mengalir ketika sendok kami bersentuhan dengan cakenya, lelehan coklat hangat dan lembutnya cake sangat berirama dibalur dengan vanilla fla serta dinginnya ice cream, sangat berkesan sehingga kami harus memesan dua porsi untuk menu ini.
Dan guava sorbet sebagai menu pamungkas dessert kami, rasa guava yang alami sangat dominan dengan tekstur khas sorbet menemani perbicangan siang ini hingga akhir, walau sorbet ini masih menyisakan rasa watery pada akhir, namun rasanya tidak mengurangi kenikmatan apalagi kehangatan persahabatan kami, rasanya sempurna saja makan siang kami kali ini.
Quick count siang itu masih terus berlanjut dan bakal pemenangnya pun sudah mulai terlihat dengan jumlah presentase yang diperoleh. Semoga dengan dipimpin oleh seorang gubernur baru DKI Jakarta bisa menjadi sebuah kota metropolitan yang sangat bersahabat dengan kami para warganya.