Semeru : Day 2
Lokasi : Semeru – Jawa Timur
Pagi datang menyeruak dalam dingin….berat rasanya harus meninggalkan nyaman nya sleeping bag dan melangkah keluar dari tenda, yaaa Ranu Kumbolo pagi ini begitu dingin. Tapi saya harus bangun, pemandangan pagi Ranu Kumbolo sudah menanti saya diluar. Benar saja, ketika melangkah keluar tenda, mata saya terpana melihat hamparan rumput dan bunga-bunga liar pegunungan yang tertutup es, menghasilkan warna perak berkilauan, cantik sekali. Tidak berhenti disana, pagi ini saya juga dihadiahi dengan pemandangan danau yang memikat, permukaan danau tertutup lapisan es tipis, sehingga pada saat matahari pelan-pelan bersinar, kehangatan yang ditimbulkan Sang Surya membuat lapisan es di danau mencair secara perlahan, sebuah fenomena alam yang jarang bisa saya jumpai.
Pemilihan waktu mendaki di bulan September ini memang resiko nya kita akan ber-sua dengan udara pagi yang extrim. Terik nya matahari siang mengakibatkan udara malam dan pagi hari di Semeru bisa mencapai minus delapan derajat celcius. Dengan bermodal kan jacket tebal, sarung tangan, kaus kaki tebal dan ponco kami berjalan ke tepi danau, disana sudah banyak pendaki lain yang berkumpul, kami semua menanti matahari terbit dari ufuk timur. Setelah menunggu beberapa saat dalam dingin, akhirnya sang surya terbit membawa kehangatan untuk kami semua.
Seperti yang pernah saya ceritakan pada cerita pendakian Rinjani, bawah gunung dapat melebur orang-orang dari berbagai latar belakang menjadi sebuah keluarga besar. Segelas kopi hangat dan satangkup api unggun bisa menjadi awal percakapan dan persahabatan. Begitulah yang kami rasakan, disetiap pendakian, kami selalu menjalin persahabatan dengan para pendaki lain, demikian juga pada pendakian Semeru ini.
Rencana nya hari ini kami akan hiking menuju kalimati dan kembali lagi ke Ranu Kumbolo. Memang pada pendakian ini kami tidak berencana untuk menaklukan Puncak Mahameru, jadi kami punya waktu banyak untuk meng-explore keindahan alam Ranu Kumbolo sampai Kalimati dengan santai, tidak terburu-buru dikejar waktu untuk mencapai puncak. Kami menjadikan Ranu Kumbolo sebagai base camp untuk camping. Selama Hiking pun kami tidak mengajak porter, karena kami tidak membawa barang-barang berat, cukup air mineral, makanan kecil, dan makanan bekal piknik untuk makan siang kami nanti di Kalimati.
Setelah menikmati sarapan pagi yang tenang ditepi Ranu Kumbolo, kami mulai bersiap-siap untuk hiking. Busana tebal berganti dengan legging sport dan kaos dry fit lengan panjang, udara siang sangat panas dan terik, topi dan slayer sebagai pelindung wajib dibawa. Tidak lupa kami menyiapkan daypack yang diisi dengan perbekalan.
Tantangan pertama yang harus kami lalui adalah menaklukan tanjakan cinta, entah kenapa tanjakan ini disebut tanjakan cinta, yang pasti tanjakan cinta ini sudah berhasil membuat kami berkeringat, hitung-hitung sebagai pemanasan sebelum hiking panjang hari ini.
Tepat diatas tanjakan cinta kami disambut dengan pemandangan bukit-bukit yang sambung-menyambung mengelilingi sebuah padang savanna yang penuh dengan bunga lavender, sehingga ketika kami berjalan melintasi padang savana tersebut, kami seperti terkubur oleh rimbun nya batang-batang lavender tersebut. Sangat disayangkan, hamparan bunga lavender ini sedang tidak ber kembang karena bukan musim nya. Padang savanna ini dikenal dengan nama Oro-oro Ombo, dalam bahasa Jawa artinya tanah yang kosong, Ombo artinya luas. Jadi Oro-Oro Ombo artinya adalah tanah kosong yang luas.
Setelah melintasi Oro-oro ombo kami tiba di pos Cemoro kandang, sesuai dengan nama nya Cemoro atau Cemara, kali ini kami bertemu dengan hutan cemara. Tidak banyak pohon rindang tempat berteduh pada jalur ini, hanya langit biru dan sengatan matahari yang mengiringi perjalanan kami. Pendakian ini mulai terasa berat, selain sengatan matahari yang ganas, kami juga harus melawan debu dari jalanan berpasir yang kami lalui.
Baru setelah memasuki pos Jambangan kami bisa sedikit lega, jalanan sudah mulai landai dan pemandangan nya juga indah. Dari sini kami bisa melihat puncak Mahamaru berdiri dengan gagah nya. Akhirnya setelah satu setengah jam berjalan dari Ranu Kumbolo, kami tiba di Kalimati.
Menurut informasi dari Wikipedia, pos kalimati berada pada ketinggian 2.700 m dan merupakan pos terakhir yang nyaman untuk camping, karena Kalimati berupa padang rumput luas di tepi hutan Cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun. Disini juga terdapat mata air sumber mani, di arah barat menelusuri pinggiran hutan Kalimati dengan menempuh jarak 1 jam pulang pergi.
Setiba di Kalimati kami menyiapkan trangia dan mulai masak makan siang, menu kami siang ini adalah biscuit coklat untuk menu pembuka dan makaroni bersama sup cream mushroom sebagai menu utama, sengaja kami memilih makan siang yang sederhana dan cepat dalam penyajian. Untuk minuman kami menyeduh kopi dan coklat hangat. Menyenangkan sekali makan siang diantara rimbun nya pohon cemara, sambil memandang puncak Mahameru yang mengintip genit.
Setelah menyelesaikan acara piknik di Kalimati, kami kembali ke Ranu Kumbolo. Oh iya, tadi pagi sebelum kami hiking ke Kalimati, salah satu dari porter memperingati kami untuk tidak pulang sore-sore agar kami tidak kemalaman dan kedinginan, mengigat tidak ada dari kami yang membawa Jacket karena cuaca siang ini sangat terik. Oleh sebab itu kami mulai bergegas pulang.
Perjalanan pulang kami tempuh lebih cepat, karena sebagian besar track yang dilalui adalah track menurun, sehingga kami bisa setengah berlari di tengah hutan cemara kembali ke Ranu Kumbolo. Ketika sampai di Oro-oro ombo sengaja kami tidak melintasi padang savanna lagi tapi kami mengambil jalan pulang dengan melipir di tepian bukit-bukit yang melingkari savanna, kami ingin merasakan sensasi yang berbeda.
Sesampai nya diatas bukit menjelang tanjakan cinta, kami beristirahat, hari sudah sore, rasanya sayang jika melewatkan sore yang cantik ini begitu saja, langit biru dengan awan ber-iring, puncak mahameru yang sesekali mengeluarkan asap putih yang manari-nari ditiup angin, hamparan padang savanna yang luas dan deretan perbukitan yang indah. Tidak rela rasanya cepat-cepat berpisah dengan pemandangan seindah ini.
Aaahk sayang sekali kami harus segera kembali meneruskan perjalanan, teringat nasehat bapak porter, agar kami tidak pulang sore-sore. Kegiatan kami hari ini ditutup dengan memasak makan malam dipinggir Ranu Kumbolo, menu kami malam ini adalah nasi goreng cakalang, tapi sebelum nya kami sempat membuat snack sore teman minum teh, yaitu martabak mie, nikmat sekali.
Petang hari segera berlalu dari Ranu Kumbolo, angin kencang dan udara yang dingin mengingatkan kami untuk segera masuk ke tenda dan ber-istirahat, kami harus memulihkan tenaga untuk persiapan perjalanan pulang besok pagi….
Leave a Reply